( Cerpen ) Ternyata Dia Kakakku ~ By NAPs and VAD




“Haduh, kenapa sih 1 jam saja rasanya lama banget? Kapan sih mulai praktek, materi melulu, aku kan sudah keburu pingin bisa main biola” Ujar Miwako bergumam dalam hati sambil mengetuk-ngetukan pencilnya di atas mejanya.
“Hayoo… jangan ngelamun Miwa aku tahu kamu punya sejuta fans, tapi nggak usah gitu-gitu amat mikirinnya.” Kata sahabat Miwako yang bernama Erica.
“Kamu tuh jahat Ri untung aku nggak punya sakit jantung.” Ucap Miwako ketus
“Kan bercanda non Miwa yang cantik” kata Erica sambil menaik turunkan alisnya.
Mereka pun pergi ke kantin kursus music yang baru diikutinya seminggu belakangan ini.
“Bu, tadi Rishab pesan nasi goreng seperti biasanya” Kata anak laki-laki yang juga kakak kelas Miwako di sekolahnya.
“Iya.. tunggu sebentar ya. Kamu pesen apa ?” Kata Bu Lala,penjaga kantin.
“Pesen nasi goreng banyak kecap jangan terlalu asin, oh ya Bu dan pakai banyak bawang goreng ya.” Jawab Miwako
“Biar cepet, masaknya dibarengin aja ya sama nasi gorengnya Rishab ya?”
“Lho, emang sama bu? Beda kan?” jawab Miwako Setengah marah karena sedang bête.
“Iya. Sama persis lo. Beneran nggak bohong Ibu. Ibu tuh apal sama nasgor kesukaan mas Rishab.” Jawab Bu Lala sambil menuangkan minyak goreng ke atas penggorengan.
“Ya udah deh Bu.”Jawab Miwako, mengalah juga.
Miwako dan Erica lalu menuju ke sebuah meja, dan mereka ngobrol disana. Tetapi, tiba-tiba ada segerombolan anak yang mendekati mereka.
“Hai cewek-cewek manis. Boleh saya duduk di sini?” kata Noe sambil duduk di samping Miwako.
“Ih, apa-apaan sih! Siapa yang ngebolehin kamu duduk di sini?” Bentak Miwako marah.
“Cantik-cantik kok galak sih.”
Miwako dan Noe saling bertatapan, bukan karena suka tapi, karena Miwako ingin marah-marah di depan muka Noe.
“Lo…Lo…Lo.. Ada apa nih bro?” tiba-tiba seorang cowok ganteng plus manis kayak kue lapis datang.
“Heh, siapa sih lo ikut-ikutan?” Noe berkata sambil mendorong cowok itu.
“Kenalin gue Rishab Nityasundara. Yang artinya Rishab berarti music sedangkan Nityasundara berarti terlihat bagus. You know?”
“Sok cool banget sih kamu..” Miwako berkata sambil menatap cowok yang ternyata bernama Rishab itu.
“Heh.. kamu berani ya sama kakak kelas.” Kata Rishab kepada Miwako.
“Oh jadi ini yang namanya Rishab. Ganteng juga ya.. hai kak..” kata Erica sambil melambaikan tangan dengan gayanya yang centil.
“Udah.. udah ribut aja..” kata Bu Lala sambil membawakan dua piring nasi goreng yang terlihat nikmat sekali
“Ini buat saya kan Bu?” kata Rishab dan Miwako berbarengan.
“Buat aku.” Kata Miwako.
“Buat aku.” Kata Rishab.
“Kamu tuh.” Kata Rishab lagi-lagi bersamaan dengan Miwako.
“Udah deh nggak usah berantem. Kalian tuh jodoh.” Kata Erica sambil menepuk pundak Miwako Vrinda.
“Apaan sih kamu?” kata Miwako sambil menepuk balik pundak Erica.
“Ih, nggak papa …biarin aja dia bilang kita jodoh.” Kata Rishab sambil menatap Miwako.
Miwako juga menatap Rishab.
2 hari kemudian, di tempat kursus
“Zi, kamu tahu adik kelas kita yang juga kursus music disini? Namanya Miwako” Tanya Rishab kepada temannya yang bernama Ziddan.
“Tau, yang keturunan jepang itu kan kaya kamu gitu deh. Emang kenapa?”
“Kenalin dong. Mau kan? Mau ya?”
“Kok minta kenalin? Kan udah tau namanya”
“Ya, maksudnya bikin aku deket sama dia gitu. Aku penasaran, soalnya dia itu beda. Jutek banget sama aku, kayaknya dia itu nggak suka sama aku. Biasanya cewek kan nggak ada yang nolak untuk jadi SAHABATKU.”kata Rishab panjang kali lebar sama dengan luas.
“Iya deh. Siph”
Beberapa minggu kemudian, Rishab dan Miwako akhirnya menjadi dekat dan semakin dekat.
Dan suatu hari diadakanlah suatu pertemuan keluarga.
“Aduh, deg-degan nih. Mau tampil di depan saudara-saudara. Mama sih aneh-aneh pakai nyuruh aku main biola segala.” Keluh Miwako.
“Iya nggak papa, soalnya saudara-saudara kamu itu juga tampil. Masa sih anak mama yang paling manis, cantik, imut, dan pinter kalah sih sama yang lain?”
“Iya deh Mah.”
Miwako tampil dengan rasa deg-degan, penampilan awal berhasil sekarang penampilan puncak, tapi tiba-tiba konsentrasi Miwako buyar gara-gara melihat Rishab. Akhrnya Miwako memutuskan untuk mengakhiri penampilannya di atas panggung. Dan dia menghampiri Rishab. Rishab kaget, begitu juga Miwako.
“Kak Rishab.”
“Miwako. Kamu tampil diacara keluargaku. Keren. Keren.” Kata Rishab sambil menyalami Miwako.
“Jadi kamu….” Belum sempat Miwako meneruskan pembicaraannya dia tak sadarkan diri.
Beberapa menit kemudian Miwako siuman.
“Mah…” kata Miwako memanggil Mamahnya.
“Miwako, kamu udah siuman.” Rishab berkata sambil mengulurkan segelas air putih.
“Rishab. Kita saudara?” Tanya Miwako setelah menelan air putih yang diberikan Rishab.
“Mungkin.”
Tiba-tiba Mamah Miwako datang.
“Eh, anak Mamah sudah sadar. Kamu disini Rishab.” Mamah Miwako berkata sambil tersenyum.
“Iya Tante.” Jawab Rishab sambil menyalami Tante Miwasaki alias Mamahnya Miwako.
“Kamu…kamu…kamu..darimana kamu dapat kalung itu nak…kamu anaknya Vivatma ya?”
“Iya. Ini dari saya kecil sudah saya punya.”
Tiba-tiba Tante Miwasaki menangis dan memeluk Rishab. Dan tiba-tiba berkata
“Kalian berdua kakak adik.”
“Apa? Gimana ceritanya Mah?”
“Iya gimana ceritanya Tante?”
“Kalian berdua anak Mamah. Maafkan Mamah Rishab. Jadi begini ceritanya. Setahun sebelum Miwako lahir, Mamah melahirkan Rishab. Mamah pernah berjanji kepada Om Vivatma, jika Mamah punya anak laki-laki, Mamah akan memberikan Rishab kepada Om Vivatma dan Tante Rila.” Mamah Miwako yang ternyata Mamahnya Rishab bercerita kepada Rishab juga Miwako.
“Jadi Rishab itu kakakku Mah?”
“Iya Nak.”
“Tapi Mah. Bukannya Rishab gimana-gimana, tapi, Rishab kasihan sama Papa alias Om Vivatma.” Kata Rishab sambil menatap Mamah kandungnya.
“Ya sudah. Tinggalah kamu dengan mereka. Jangan beri tahu kalau kamu sudah tahu yang sebenarnya.”
“Iya Mah. Makasih ya Mah.”
Mereka pun hidup tanpa adanya keganjalan lagi.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

It's my life! don't judge me please! you don't know about me!

Followers